Keanekaragaman Makhluk Hidup
Kita mewarisi bumi dari leluhur kita dan mewariskan
kepada anak cucu kita. Bumi berperan penting dalam kehidupan manusia, di
antaranya bumi menyediakan kebutuhan manusia. Di bumi terdapat makhluk
hidup yang beraneka ragam, misalnya hewan dan tumbuhan. Keanekaragaman
merupakan perbedaan yang ada di antara makhluk hidup yang berbeda
spesies (jenisnya). Sedangkan perbedaan antara individu satu dengan yang
lain dalam satu spesies (jenis) menunjukkan adanya variasi.
Mengapa keanekaragaman perlu dilestarikan? Setiap jenis makhluk hidup
mempunyai peranan di dalam lingkungannya. Selain itu makhluk hidup
bermanfaat bagi manusia dan berperan dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Untuk itulah kalian diajak untuk dapat mengidentifikasi
pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dan pelestarian ekosistem.
A. Keanekaragaman Makhluk Hidup Indonesia
Indonesia terletak di daerah tropik, di antara dua benua, yaitu Benua
Asia dan Benua Australia, dan di antara dua samudra, yaitu Samudra
Pasifik dan Samudra Hindia, wilayahnya terbentang dari Sumatera sampai
dengan Papua. Dengan demikian terbentuk banyak ekosistem yang dihuni
oleh banyak spesies.
Indonesia memiliki beberapa tipe keanekaragaman fauna, yaitu tipe
oriental, Australian, dan peralihannya. Tipe oriental terdapat di
Indonesia bagian Barat, termasuk Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan.
Di wilayah ini terdapat spesies mamalia berukuran besar, misalnya gajah,
banteng, harimau, dan badak. Terdapat berbagai jenis primata, misalnya
monyet, kera, orang utan, dan tarsius.
Tipe Australian terdapat di Indonesia bagian Timur, termasuk Maluku
dan Papua. Mamalia di wilayah ini bertubuh kecil. Terdapat hewan
berkantong, misalnya kanguru dan kuskus. Terdapat burung berbulu indah,
misalnya cendrawasih dan betet.
Tipe peralihan meliputi daerah Sulawesi, Lombok, Nusa Tenggara.
Disebut daerah peralihan karena hewan-hewan yang ada merupakan peralihan
antara tipe oriental dan Australian, misalnya maleo, anoa, tarsius, dan
babi rusa
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati
Faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup terdiri atas:
- Faktor biotik, yaitu terdiri atas makhluk hidup.
- Faktor abiotik, yaitu meliputi:
- Faktor fisik, meliputi tanah, cahaya, suhu, air, dan kelembapan.
- Faktor kimia, meliputi kandungan mineral, sanitasi, dan tingkat keasinan.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tidak bertanggung jawab dapat
merugikan manusia itu sendiri, karena keanekaragaman hayati sangat
penting dalam segala bidang kehidupan, misalnya dalam bidang biologi dan
ekonomi. Keanekaragaman hayati dalam bidang biologi mempunyai peranan
penting di alam ini dalam menjaga keseimbangan ekosistem.
Sedangkan dalam bidang ekonomi keanekaragaman hayati sangat bermanfaat, misalnya sebagai sumber bahan makanan.
Penurunan keanekaragaman hayati disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
- Faktor alami, misalnya: banjir, gunung meletus, dan tanah longsor.
- Faktor manusia, misalnya: penebangan liar dan pembuangan limbah di aliran sungai.
C. Flora dan Fauna Langka
Pada umumnya, flora dan fauna langka yang terdapat di kawasan
konservasi termasuk dalam kategori terancam punah. Kepunahan merupakan
salah satu bagian dari proses evolusi. Hewan atau tumbuhan mungkin dapat
menyesuaikan diri atau mungkin juga tidak dalam mengalami
perubahan-perubahan lingkungannya. Risiko atas ketidakmampuan
menyesuaikan diri adalah punah. Berbagai jenis flora langka yang
ditemukan di kawasan konservasi antara lain: anggrek selop, bunga
bangkai, dan kantong semar.
Adapun jenis fauna langka antara lain: gajah, macan tutul, harimau
Sumatera, badak Sumatera, orang utan, komodo, jalak Bali, cendrawasih,
elang Jawa, dan penyu.
D. Usaha-usaha untuk Melindungi Keanekaragaman Hayati
Perlindungan (konservasi) keanekaragaman hayati bertujuan untuk
melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan. Upaya pelestariannya
juga meliputi ekosistem di suatu wilayah. Perlindungan tersebut di
antaranya:
1. Cagar Alam
Cagaralam adalah membiarkan ekosistem dalam suatu wilayah apa adanya. Perkembangannya terjadi secara proses alami.
Cagaralam bertujuan:
- Melindungi ciri khas tumbuhan, hewan, dan ekosistem alam.
- Mempertahankan keanekaragaman gen.
- Menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkelanjutan.
- Memelihara proses ekologi.
2. Suaka Margasatwa
Merupakan pelestarian satwa langka. Perburuan dibuatkan peraturan
tertentu. Satwa langka dilindungi oleh undang-undang konservasi,
sehingga kepemilikannya harus memiliki izin khusus.
3. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli. Taman nasional dimanfaatkan untuk tujuan penelitian,
ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, pariwisata, dan
rekreasi. Taman nasional juga berfungsi melindungi ekosistem,
melestarikan keanekaragaman flora dan fauna, dan melestarikan
pemanfaatan sumber daya alam hayati.
4. Taman Laut
Taman laut adalah wilayah yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dan indah.
Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk
menjamin kelangsungan hidup manusia di masa kini dan masa mendatang.
Konservasi alam meliputi tiga hal, yaitu:
- Perlindungan, melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan. Misalnya, perlindungan siklus udara dan air.
- Pelestarian, melestarikan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.
- Pemanfaatan, memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
Konservasi dibagi dua macam, yaitu:
In situ adalah konservasi flora dan fauna yang
dilakukan pada habitat asli. Meliputi 7 kategori, yaitu cagar alam,
suaka margasatwa, taman laut, taman buru, hutan atau taman wisata, taman
provinsi, dan taman nasional.
Ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang
dilakukan di luar habitat asli. Misalnya: konservasi flora di Kebun Raya
Bogor dan konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.
Sumber : http://ilmupengetahuanalam.com/keanekaragaman-makhluk-hidup.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar