Senin, 11 November 2013

Makhluk Hidup

Keanekaragaman Makhluk Hidup

Kita mewarisi bumi dari leluhur kita dan mewariskan kepada anak cucu kita. Bumi berperan penting dalam kehidupan manusia, di antaranya bumi menyediakan kebutuhan manusia. Di bumi terdapat makhluk hidup yang beraneka ragam, misalnya hewan dan tumbuhan. Keanekaragaman merupakan perbedaan yang ada di antara makhluk hidup yang berbeda spesies (jenisnya). Sedangkan perbedaan antara individu satu dengan yang lain dalam satu spesies (jenis) menunjukkan adanya variasi.
Mengapa keanekaragaman perlu dilestarikan? Setiap jenis makhluk hidup mempunyai peranan di dalam lingkungannya. Selain itu makhluk hidup bermanfaat bagi manusia dan berperan dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk itulah kalian diajak untuk dapat mengidentifikasi pentingnya keanekaragaman makhluk hidup dan pelestarian ekosistem.

A. Keanekaragaman Makhluk Hidup Indonesia

Indonesia terletak di daerah tropik, di antara dua benua, yaitu Benua Asia dan Benua Australia, dan di antara dua samudra, yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, wilayahnya terbentang dari Sumatera sampai dengan Papua. Dengan demikian terbentuk banyak ekosistem yang dihuni oleh banyak spesies.
Indonesia memiliki beberapa tipe keanekaragaman fauna, yaitu tipe oriental, Australian, dan peralihannya. Tipe oriental terdapat di Indonesia bagian Barat, termasuk Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. Di wilayah ini terdapat spesies mamalia berukuran besar, misalnya gajah, banteng, harimau, dan badak. Terdapat berbagai jenis primata, misalnya monyet, kera, orang utan, dan tarsius.
Tipe Australian terdapat di Indonesia bagian Timur, termasuk Maluku dan Papua. Mamalia di wilayah ini bertubuh kecil. Terdapat hewan berkantong, misalnya kanguru dan kuskus. Terdapat burung berbulu indah, misalnya cendrawasih dan betet.
Tipe peralihan meliputi daerah Sulawesi, Lombok, Nusa Tenggara. Disebut daerah peralihan karena hewan-hewan yang ada merupakan peralihan antara tipe oriental dan Australian, misalnya maleo, anoa, tarsius, dan babi rusa

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keanekaragaman Hayati

Faktor-faktor yang mempengaruhi keanekaraga­man makhluk hidup terdiri atas:
  1. Faktor biotik, yaitu terdiri atas makhluk hidup.
  2. Faktor abiotik, yaitu meliputi:
    1. Faktor fisik, meliputi tanah, cahaya, suhu, air, dan kelembapan.
    2. Faktor kimia, meliputi kandungan mineral, sanitasi, dan tingkat keasinan.
Pemanfaatan keanekaragaman hayati yang tidak bertanggung jawab dapat merugikan manusia itu sendiri, karena keaneka­ragaman hayati sangat penting dalam segala bidang kehidupan, misalnya dalam bidang biologi dan ekonomi. Keanekaragaman hayati dalam bidang biologi mempunyai peranan penting di alam ini dalam menjaga  keseimbangan ekosistem.
Sedangkan dalam bidang ekonomi keanekaragaman hayati sangat bermanfaat, misalnya sebagai sumber bahan makanan.
Penurunan keanekaragaman hayati disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
  1. Faktor alami, misalnya: banjir, gunung meletus, dan tanah longsor.
  2. Faktor manusia, misalnya: penebangan liar dan pembuangan limbah di aliran sungai.

C. Flora dan Fauna Langka

Pada umumnya, flora dan fauna langka yang terdapat di kawasan konservasi termasuk dalam kategori terancam punah. Kepunahan merupakan salah satu bagian dari proses evolusi. Hewan atau tumbuhan mungkin dapat menyesuaikan diri atau mungkin juga tidak dalam mengalami perubahan-perubahan lingkungan­nya. Risiko atas ketidakmampuan menyesuaikan diri adalah punah. Berbagai jenis flora langka yang ditemukan di kawasan konservasi antara lain: anggrek selop, bunga bangkai, dan kantong semar.
Adapun jenis fauna langka antara lain: gajah, macan tutul, harimau Sumatera, badak Sumatera, orang utan, komodo, jalak Bali, cendrawasih, elang Jawa, dan penyu.

D. Usaha-usaha untuk Melindungi Keanekaragaman Hayati

Perlindungan (konservasi) keanekaragaman hayati bertujuan untuk melindungi flora dan fauna dari ancaman kepunahan. Upaya pelestariannya juga meliputi ekosistem di suatu wilayah. Perlindungan tersebut di antaranya:

1.   Cagar Alam

Cagaralam adalah membiarkan ekosistem dalam suatu wilayah apa adanya. Perkembangannya terjadi secara proses alami.
Cagaralam bertujuan:
  • Melindungi ciri khas tumbuhan, hewan, dan ekosistem alam.
  • Mempertahankan keanekaragaman gen.
  • Menjamin pemanfaatan ekosistem secara berkelanjutan.
  • Memelihara proses ekologi.

2. Suaka Margasatwa

Merupakan pelestarian satwa langka. Perburuan dibuatkan peraturan tertentu. Satwa langka dilindungi oleh undang-undang konservasi, sehingga kepemilikannya harus memiliki izin khusus.

 3. Taman Nasional

Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli. Taman nasional dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, penunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman nasional juga berfungsi melindungi ekosistem, melestarikan keanekaragaman flora dan fauna, dan melestarikan pemanfaatan sumber daya alam hayati.

4.  Taman Laut

Taman laut adalah wilayah yang memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi dan indah.
Konservasi alam adalah upaya pengelolaan sumber daya alam untuk menjamin kelangsungan hidup manusia di masa kini dan masa mendatang. Konservasi alam meliputi tiga hal, yaitu:
  1. Perlindungan, melindungi proses ekologis dan sistem penyangga kehidupan. Misalnya, perlindungan siklus udara dan air.
  2. Pelestarian, melestarikan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati.
  3. Pemanfaatan, memanfaatkan secara bijaksana sumber daya alam dan lingkungannya.
Konservasi dibagi dua macam, yaitu:
In situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan pada habitat asli. Meliputi 7 kategori, yaitu cagar alam, suaka margasatwa, taman laut, taman buru, hutan atau taman wisata, taman provinsi, dan taman nasional.
Ex situ adalah konservasi flora dan fauna yang dilakukan di luar habitat asli. Misalnya: konservasi flora di Kebun Raya Bogor dan konservasi fauna di suaka margasatwa Way Kambas, Lampung.

Sumber : http://ilmupengetahuanalam.com/keanekaragaman-makhluk-hidup.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar